Belum banyak
masyarakat yang mengetahui keberadaan Museum Kepresidenan yang terletak di area
Istana Bogor. Museum itu diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyonp (SBY)
pada 2014, di akhir masa kepresidenannya. Presiden SBY menamai museum itu
dengan nama Balai Kirti yang kurang lebih berarti Balai Kemasyhuran, tujuannya
sangat mulia, yaitu mengabadikan sejarah, peranan dan sepak terjang para
presiden yang pernah memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Museum
Kepresidenan letaknya sangat strategis, berada di lingkungan Istana Bogor yang
sangat nyaman, di tengah kota, dekat dari stasiun kereta api Bogor, untuk
mencapainya kita hanya butuh berjalan kaki selama 15 menit, menyusuri trotoar
jalanan kota Bogor yang relatif nyaman. Hanya saja, untuk masuk mengunjungi
museum, masyarakat umum tidak bisa sembarang masuk, tanpa terlebih dahulu membuat
janji dengan pihak museum. Prosedur dan persyaratan kunjungan, kita dapat
ketahui dengan menelusuri info di media sosial yang banyak dipublikasikan oleh
masyarakat atau ketik saja Museum Kepresidenan Balai Kirti pada laman mesin
pencari informasi seperti Google.
|
Museum Balai Kirti ada dalam area Istana Bogor |
Saya sendiri
berniat mengunjungi museum kepresidenan setelah mengetahui bahwa Presiden Joko
Widodo sempat membawa Raja Arab Saudi berkunjung ke Balai Kirti. Sebelumnya
presiden juga menerima beberapa tamu negara di museum tersebut. Saya pikir, ini
bukan main-main, Museum Kepresidenan dengan demikian telah menempati koridor
utama Republik Indonesia yang menyampaikan informasi presiden dari masa ke
masa. Harusnya, museum itu harus benar-benar menyampaikan informasi yang
lengkap, akurat, dan menarik masyarakat luas agar kenal dan mengetahui siapa
presiden-presiden pemimpin negeri ini.
Saya
kebetulan mempunyai beberapa kawan, alumni sejarah Universitas Indonesia yang
bekerja menjadi staf di Balai Kirti. Untuk berkunjung saya membuat janji dengan
mereka sembari menyampaikan niat ingin membantu menyempurnakan isi museum jika
diperlukan. Hasilnya pada suatu siang saya tiba di Museum Kepresidenan Balai
Kirti. Saya dapati gedung bangunan yang baru dengan bentuk arsitektur yang
cukup menarik dan berada pada area
Istana Bogor. Wajar saja, jika kunjungan museum diprogram untuk selektif dengan
prosedur formal, meski tetap memberi kemudahan. Untuk perbaikan di masa yang
akan datang, agar museum dapat diakses oleh masyarakat umum lebih leluasa,
memang harus dipikirkan konsep pengamanan yang lebih baik, luwes, menata area
sedemikian rupa agar akomodatif terhadap kunjungan masyarakat umum, dan tetap
mengutamakan keamanan area Istana Bogor.
Saya tidak
hafal detail area Museum, yang jelas setelah memasuki pintu utama Balai Kirti
pengunjung akan disambut dengan beberapa display dan banner Presiden-Presiden RI.
Beberapa ruang tematis (disebut dengan Galeri Kebangsaan) mengetengahkan
informasi tentang lagu kebangsaan Indonesia Raya, teks Sumpah Pemuda, teks
Proklamasi, dan beberapa materi display lainnya yang masih memungkinkan untuk
disusun atau ditata ulang lebih maksimal. Lantai dasar museum masih terasa
kosong dan masih bisa banyak diisi oleh informasi lainnya yang menarik.
Primadona materi pamer pada lantai dasar museum Balai Kirti adalah
patung-patung presiden RI yang berbaris rapih, terasa monumental, meski
tampilan patung tidak begitu sempurna, secara umum area display patung-patung
ini cukup menarik untuk diabadikan dalam gambar, dan tentunya cocok untuk
mengabadikan gambar diri.
|
tampak patung-patung presiden dari lantai 2 |
Naik ke
lantai 2 museum, area patung-patung presiden tersebut tampak lebih menarik dan
monumental hingga pada sajian utama pengunjung akan masuk ke ruang Galeri
Kepresidenan. Pertama-tama, pengunjung disambut dengan teks besar Sumpah
Presiden dengan tambahan mimbar negara untuk pidato presiden. Ruangan ini
terdiri dari ruang pameran presiden-presiden RI, dari mulai Presiden Soekarno,
Presiden Soeharto, Presiden B.J. Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden
Megawati, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tiap ruang pamer presiden akan
terdiri dari beberapa materi pamer sebagai berikut: Potret presiden berukuran
besar, quote presiden, memorabilia atau replika koleksi pribadi presiden,
display foto-foto presiden dalam tugas negara dan kegiatan keseharian, corner
multimedia untuk informasi kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada masa
kepresidenan, dan koleksi memorabilia presiden terkait dengan pelaksanaan tugas
memimpin negara.
Secara umum
display pameran yang ada di ruangan ini cukup menarik, pembagian tema sudah
cukup baik, meski masih ada beberapa kekurangan, seperti tidak adanya caption
informasi untuk tampilan potret-potret presiden, replika koleksi presiden yang
berkualitas rendah, quote presiden yang mungkin masih bisa ditampilkan secara
dinamis, mengingat dalam periode kepresidenan tentu seorang presiden memiliki
beberapa quote penting dan menarik yang semuanya layak diketahui oleh
masyarakat luas. Selain itu untuk display koleksi memorabilia yang terkait
dengan tugas-tugas presiden, juga tampil belum maksimal, koleksi milik Presiden
Habibie dan Presiden SBY tampak lebih monumental dan menonjol dari koleksi
memorabilia presiden lainnya. Beberapa kelemahan ini, tentu akan terus
diperbaiki oleh pengelola museum kepresidenan.
|
Teks Sumpah Presiden |
|
Ruang Presiden Abdurrahman Wahid |
|
Kebijakan Presiden Soeharto |
|
display Potret Presiden Megawati |
|
Kebijakan Presiden SBY |
|
Replika koleksi Presiden Soekarno
|
|
Buku Catatan Presiden Habibie |
Setelah
menikmati informasi tentang presiden-presiden RI, ada suatu ruangan yang
ditujukan untuk mendisplay beberapa karya seni rupa denga tema presiden. Dalam ruangan
ini, masih terasa kosong, dan banyak ruang yang masih bisa ditempati oleh
banyak koleksi lainnya di masa yang akan datang. Bagi saya, ada satu koleksi
lukisan yang cukup menarik dalam ruangan ini, yaitu lukisan Mata Hati Sang
Pemimpin, karya Jeihan (2014) dengan ukuran cukup besar memenuhi ruangan. Kita berharap,
kelak banyak karya seni rupa dengan tema presiden RI yang dapat dipamerkan
dalam bagian ini. Sepanjang pengetahuan saya, Presiden Soekarno dan Presiden
Abdurrahman Wahid adalah dua sosok presiden yang banyak menginspirasi banyak
seniman dalam menciptakan karya.
|
Lukisan Jeihan (2014) Mata Hati Sang Pemimpin |
|
Ruang yang masih perlu tambahan koleksi |
Selain museum,
Balai Kirti juga memiliki Perpustakaan Kepresidenan yang cukup nyaman dan pada
masa akan datang akan terus diperbarui jumlah kuantitas dan kualitas koleksi
bukunya. Perpustakaann ini fokus pada literature buku dengan tema
presiden-presiden RI atau juga koleksi buku yang mereka miliki. Saya tidak tau
pasti, tapi format museum-perpustakaan ini sebenarnya adalah format yang ideal
untuk saling melengkapi antara keduanya. Dalam perpustakaan juga terdapat
patung bagian kepala presiden-presiden RI, cukup manarik dan secara detail
wajah cukup bagus.
Demikianlah
Museum Kepresidenan Balai Kirti dalam penilaian saya secara sekilas. Menurut
hemat saya, perbaikan dan penyempurnaan isi museum harus segera dilakukan agar museum
dapat menyampaikan informasi tentang presiden-presiden RI dengan lebih lengkap
dan akurat. Semoga!
Comments