Posts

Showing posts from 2008

Indonesianisasi atau Nasionalisasi? : De Javasche Bank awal 1950-an

Image
“ Hendaknya, sebelum mengadakan nasionalisasi, dilihat dahulu apakah saatnya dan caranya benar-benar sesuai dengan tujuan dan tidak akan merusak segala cita-cita yang dimaksudkan dengan nasionalisasi itu? Penulis ini sangat setuju dengan nasionalisasi Javasche Bank. Tetapi sebelum tindakan itu dilakukan, harus diadakan persiapan-persiapan lebih dulu untuk mencegah jangan sampai organisasi bank sirkulasi itu dan kepercayaan orang terhadap kita menjadi rusak, dan kita ternyata memutar leher ayam yang bertelur emas!” ( Sjafruddin Prawiranegara, risalah Indonesia di Persimpangan Jalan, Mei 1951 sebagaimana dikutip dalam Ajip Rosidi, Sjafruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah Swt sebuah biografi. Jakarta : Inti Idayu Press, 1986) Itulah kira-kira pendapat Sjafruddin Prawiranegara tentang nasionalisasi De Javasche Bank (DJB). Rupanya Presiden DJB yang terakhir ini -- yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI -- bersikap sangat hati-hati dalam menyikapi kebijakan nas

Mencetak Uang pada Zaman Kolonial

setelah berbicara ORI pada masa Revolusi, saya mundur lagi ke belakang, yaitu pada zaman Kolonial. Bagaimana mencetak uang pada zaman itu? demikian beberapa kutipan yang saya ambil dari beberapa literatur yang membahas Zaman itu. C.R. Boxer, Jan Kompeni :Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602-1799 , Penerbit Sinar Harapan, Jakarta,1983. “Ribuan mata uang perak dan mata uang emas yang lebih kecil jumlahnya itu, yang diketemukan oleh para penyelam dalam tahun-tahun akhir dari rongsokan-rongsokan kapal sekat Shetland, Tanjung Harapan, dan Australia Barat memberikan pandangan-pandangan yang menarik tentang mengalirnya emas dan perak dari barat ke timur. Seperti diduga, bagian terbesar perak itu adalah dalam bentuk kepingan-delapan Amerika-Spanyol, dan Spanyol, dengan dukat negeri Belanda Spanyol, dan dukat Belanda atau “satria perak” nomor dua banyak jumlahnya. Popularitas yang tersu menerus dari jenis uang yang pertama dalam sepucuk surat dari Gubernur Jenderal dan Dewannya di Batavia ke

Kronik Penerbitan Oeang Republik Indonesia (ORI)

Image
Jika anda bertanya apa uang pertama yang secara resmi diberlakukan oleh pemerintah RI sebagai alat pembayaran yang sah? Maka oeang, atau uang republik indonesia yang disebut ORI adalah jawabannya. Diatas ORI inilah untuk pertama kali kata “Pemerintah Indonesia” tercantum dan untuk pertama kali pula para pendiri bangsa ini membubuhkan tanda tangan diatasnya. Menurut Kahin, pada masanya ORI adalah simbol bagi kedaulatan RI yang disebarkan oleh tentara pejuang RI kemana pun mereka bertempur, hingga kemudian rakyat jelata pun dengan bangga menggunakan ORI dan menolak uang merah milik Belanda. Pentingnya penerbitan uang kertas bagi republik baru ini terlihat jelas, ketika pada hari kedua kemerdekaan RI, tepatnya pada 18 Agustus 1945, Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Bab VIII Hal Keuangan Pasal 23 ayat 1-4 telah menegaskan : “Djuga tentang hal matjam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang. Ini penting karena kedudukan uang itu besar pengaruhnja atas masjarakat. Uan

Gonjang-Ganjing Pemilihan BI 1

Image
Lebih dari sepekan pemberitaan pemilihan Gubernur Bank Indonesia (BI) mendominasi pemberitaan media. Puncaknya, pada Rabu malam yang lalu (12/03/08), dua calon Gubernur BI yang diajukan Presiden ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penolakan parlemen atas usulan Presiden ini merupakan peristiwa yang pertama dalam sejarah pemilihan Gubernur BI. Memang tepat kiranya apa yang dilansir oleh berbagai media, bahwa pemilihan Gubernur BI pada periode ini adalah pemilihan yang paling kental “aroma politis”-nya. Dimulai dengan drama penetapan beberapa petinggi BI, termasuk Gubernur BI, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) kepada parlemen, menyebabkan beberapa kandidat potensial Gubernur BI terpaksa berguguran. Berdasarkan perkembangan itu, akhirnya Presiden hanya menetapkan dua orang kandidat saja untuk diajukan kepada DPR yang keduanya adalah calon dari “luar” Bank Indonesia. Sementara dari dala