Museum Kesehatan Surabaya: Museum dengan Container Approach
Di
Indonesia, mengikuti perkembangan tren museum di dunia juga terjebak dalam dua pendekatan
tersebut. Beberapa museum mulai membenahi diri dan mengembangkan museum secara
fisik dengan fokus utama kepada pembangunan arsitektural museum. Sebenarnya
tidak ada ciri khas dari bangunan museum sehingga dapat membedakannya dari
bangunan lainnya yang bukan museum. Itu sebabnya banyak museum yang terdapat di
kota-kota di Indonesia yang tidak dikenali oleh masyarakat luas, kecuali oleh
sebagian kecil penggemar museum. Namun demikiamn, dewasa ini di Indonesia mulai
berkembang museum berbentuk bangunan kuno yang terawat dengan baik sehingga
tampil menawan dan memiliki berbagai fasilitas pendukung yang menarik, termasuk
tampilan display museum dan interior yang sesuai dengan perkembangan terkini. Museum
dengan pendekatan seni ini banyak disebut oleh masyarakat sebagai museum
modern.
Lalu
bagaimana dengan museum yang berbentuk bangunan biasa dengan gaya penataan
display yang sederhana namun mempunyai koleksi yang unik dan menarik? Ada
beberapa museum di Indonesia yang masuk dalam jenis museum berpendekatan isi
seperti ini, diantaranya adalah Museum Kesehatan dr. Adhyatma MPH yang terletak
di kota Surabaya. Tidak banyak museum yang dapat kita kunjungi di kota terbesar
kedua di Indonesia ini, meski terdapat juga museum berkategori unik dan menarik
seperti Museum Kapal Selam yang terletak
di ruang terbuka persis di samping Surabaya Plaza. House of Sampoerna di
bilangan kota lama Surabaya juga menjadi museum dengan pendekatan seni yang
cukup atraktif dan saat ini tampil sebagai ikon museum di Surabaya, selain
Museum Tugu Pahlawan yang menyusul menjadi ikon utama Surabaya sebagai Kota
Pahlawan.
Berbeda
dengan museum-musem lainnya di Surabaya, Museum Kesehatan Surabaya benar-benar
dapat menjadi contoh sebagai museum yang mengandalkan kekuatan materi koleksi
yang luar biasa unik. Bukan bangunan museumnya yang menarik, karena museum itu
hanyalah bekas bangunan Rumah Sakit (RS) Kelamin yang terbesar di Asia
Tenggara. Bukan pula tata letak display dan tampilan interiornya yang mewah
yang membuat menarik, sebab museum itu tampil tanpa mengubah lay out ruang dan
hanya membiarkan koleksinya ditata secara sederhana. Yang membuatnya menarik
adalah beberapa koleksinya yang unik dan menarik, dan mungkin berbau horor,
terutama beberapa material santet dan berbagai pernik produk kebudayaan mistik
yang tersimpan dalam koleksi museum. Oleh karena itu beberapa media pernah
menyebutnya sebagai Museum Santet, meski para pengelola museum tidak
menyebutnya demikian. Sedangkan para sopir taxi atau tukang becak lebih
mengenalnya sebagai RS Kelamin daripada sebagai museum!
Museum
Kesehatan Surabaya menggunakan dua bangunan bekas RS Kelamin yang diresmikan
oleh Dr. J. Leimena pada 10 Nopember 1951 sebagai Lembaga Penjakit Kelamin.
Konon kata petugas museum, RS Kelamin itu adalah yang terbesar di Asia Tenggara,
mengingat kota Surabaya adalah salah satu kota pelabuhan yang menjadi pintu
bagi perdagangan Indonesia bagian timur yang banyak disinggahi oleh para
pelawat, sehingga penyakit kelamin menjadi salah satu penyakit yang dominan
timbul dari hubungan antar pelawat itu. Dua bangunan itu digunakan sebagai
ruang pameran tetap, yang satu untuk tema dunia kesehatan modern dan yang satu
untuk tema dunia kesehatan tradisional.
Museum
ini dirintis oleh seorang dokter kawak yang juga ahli dalam ilmu supranatural
yang kerap mereka sebut sebagai ilmu dunia lain, dokter itu bernama Dr. Haryadi
Suparto. Jejak perintis museum ini dapat kita temui pada suatu prasasti yang
terdapat di dekat loket Museum sebagai berikut:
Selain
itu pada akhir alur pengunjung museum di bangunan kedua museum juga terdapat satu
ruangan sang perintis “Sasana Kencana” yang ingin menyampaikan bahwa dirinya
adalah seorang pelaku dunia kedokteran modern dan tradisional yang keduanya mempunyai
kadar ilmiahnya masing-masing. Sebelum berkembangnya dunia kedokteran
(pengobatan dan kesehatan) modern, di Indonesia telah tumbuh budaya kesehatan
yang berakar dari tradisi masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya praktek
pengobatan tradisional yang masih berlaku hingga saat ini. Praktek tradisional
itu dan berbagai praktek kekuatan supranatural yang selama ini dianggap mistik
oleh masyarakat, coba ditampilkan oleh Museum Kesehatan dengan pembenaran
akademis yang ilmiah. Maka salah satu tehnik display yang cukup unik di museum
ini adalah melengkapi tampilan materi koleksi dengan suatu makalah atau karya
ilmiah yang terkait. Meski dipamerkan dengan cara yang sederhana dan masih
mungkin untuk dilakukan perbaikan agar tampil lebih maksimal, tapi hadirnya
berbagai karya ilmiah itu adalah sesuatu yang relatif baru dan unik di
Indonesia.
Tampilan
museum ini sangatlah sederhana, tampilan loket museum masih menyerupai tampilan
loket kartu bagi pasien sakit di klinik atau puskesmas di masa lampau. Tidak
ada tanda arsitektural yang menandakan bahwa bangunan ini adalah museum, sebab
bangunan masih dipertahankan persis seperti bangunan rumah sakit dengan koridor
panjang yang didominasi warna putih untuk lantai dan warna kuning untuk kusen
pintu jendela dan kanopi. Suasananya bersih, rapih, dan lengang. Tidak banyak
pengunjung yang dating, hanya satu atau dua pasang pengunjung yang datang
karena rasa penasaran akan Museum Santet yang selama ini didengungkan oleh
media.
Demikian
halnya dengan bagian dalam museum, nuansa rumah sakit masih cukup terasa. Tidak
ada sentuhan seni dalam bagian interior museum, koleksi museum adalah
satu-satunya kekuatan materi yang ingin ditampilkan. Koleksi itu berupa panel
gambar yang sederhana, beberapa foto tokoh dalam dunia kesehatan nasional dan
internasional, beberapa material historis di dunia kesehatan dan kedokteran
seperti ijazah sekolah dokter zaman dulu, plang kayu praktek dokter, resep
zaman dulu, pakaian dokter masa STOVIA, dan berbagai peralatan medis lainnya.
Semua koleksi praktis hanya ditampilkan dengan sederhana menggunakan beberapa
teks keterangan yang sangat singkat pula diletakkan berdasarkan tema ruang.
Meski masih banyak hal yang bisa dilakukan atas koleksi-koleksi itu agar tampil
lebih menarik, tapi penataan display sederhana itu sudah cukup membuat museum
layak untuk dikunjungi oleh masyarakat luas untuk mengetahui jejak sejarah
dunia kesehatan di Indonesia.
Ruang
museum dibagi dalam beberapa tema ruang yang disebut dengan “Sasana” yang secara
berurutan dari alur pengunjung pertama hingga akhir adalah sebagai berikut :
Bangunan
pertama: Sasana Dr. Adhyatma MPH, Sasana Pendidikan dan
Organisasi Kesehatan, Sasana Sejarah Instansi, Sasana Alat Non Medis, Sasana
Alat Medis, Sasana Flora dan Fauna, Inovasi IPTEK Kesehatan, Sasana Daur Ulang.
Bangunan
kedua : Sasana Penyembuhan Tradisional, Sasana Kesehatan
Reproduksi, Sasana Genetika, dan Sasana Kencana.
Museum
Kesehatan Surabaya tidak menggunakan suatu pola desain interior terterntu yang
menandai peralihan tiap ruang, kecuali tulisan letter imbose yang menempel pada
dinding ruang pamer. Alur pengunjung juga tidak mempunyai arahan yang baku,
kemana pengunjung harus bergerak, apakah ke kiri terlebih dahulu kemudian ke
kanan? atau ke tengah ruang kemudian beralih ke tepian? Pengunjung dibiarkan
bebas bergerak mengikuti pandangan mata yang menggerakkan kaki pengunjung untuk
melihat suatu koleksi dari jarak dekat.
Satu-satunya
hal yang membatasi pengunjung untuk mengarahkan langkahnya, atau tidak
berlama-lama di suatu ruang adalah suasana ruang museum yang terkesan angker.
Hawa seram terus akan menemani pengunjung ketika melangkah dari satu ruang ke
ruang lain, semakin dalam semakin terasa seram meski penerangan ruang museum
sudah sangat baik, terang benderang. Untuk mengatasi hal ini, peranan pemandu
museum sangat diperlukan untuk mengantarkan pengunjung menjelajahi museum dari
ruang ke ruang.
Selama
ini, berbagai kisah horor yang terdengar dari dalam museum selalu membuat daya
tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi suatu museum. Padahal pada
suatu batas tertentu, kisah-kisah semacam itu akan mengalihkan perhatian publik
dari visi dan misi museum yang seharusnya tersampaikan kepada publik. Jika
memang ada kisah atau peristiwa horor dalam suatu museum, sebaiknya kisah itu
sedapat mungkin disimpan atau bila sangat terpaksa hanya dijadikan semacam
bumbu bagi para pemandu museum dalam mengisahkan kisah sejarah bangunan museum
kepada para pengunjung. Agar visi dan misi museum dapat tercapai, museum secara
serius harus menggunakan koleksi museum menjadi media informasi menarik bagi
para pengunjung, baik untuk hal-hal yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Hal
intrinsik dari koleksi adalah informasi seluk-beluk koleksi seperti terbuat
dari apa, siapa yang membuatnya, dimana dan bagaimana koleksi itu diproduksi
dan untuk tujuan apa koleksi itu diciptakan. Sedangkan hal ekstrinsik dari
koleksi adalah informasi tentang riwayat koleksi, seperti bagaimana koleksi itu
pernah digunakan oleh umat manusia dan peristiwa apa yang pernah terkait dengan
koleksi. Kedua hal ini yang seharusnya terus menjadi salah satu objek
penelitian museum dan hasilnya akan menjadi bahan informasi menarik bagi para
pengunjung museum, tentunya dengan cara penyampaian yang menarik pula.
Museum Kesehatan Surabaya banyak memiliki koleksi yang cukup unik dan menarik karena mungkin koleksi itu bersifat terbatas (limited) tidak dimiliki oleh museum lainnya di Indonesia, bahkan dunia! Banyak benda sejarah dalam dunia kedokteran yang mungkin dianggap kurang penting, tapi ketika ditampilkan kepada publik menjadi sesuatu yang menarik! Menarik karena mungkin kita sebelumnya tidak mengetahuinya, menarik karena kita pernah merasakannya di masa lampau dan masih bisa membandingkannya dengan pengalaman masa kini, menarik karena koleksi itu sudah tidak bisa kita temui lagi pada masa kini, serta menarik karena peristiwa yang melekat pada koleksi tersebut!
Museum Kesehatan Surabaya banyak memiliki koleksi yang cukup unik dan menarik karena mungkin koleksi itu bersifat terbatas (limited) tidak dimiliki oleh museum lainnya di Indonesia, bahkan dunia! Banyak benda sejarah dalam dunia kedokteran yang mungkin dianggap kurang penting, tapi ketika ditampilkan kepada publik menjadi sesuatu yang menarik! Menarik karena mungkin kita sebelumnya tidak mengetahuinya, menarik karena kita pernah merasakannya di masa lampau dan masih bisa membandingkannya dengan pengalaman masa kini, menarik karena koleksi itu sudah tidak bisa kita temui lagi pada masa kini, serta menarik karena peristiwa yang melekat pada koleksi tersebut!
Berikut
beberapa koleksi menarik yang terdapat dalam ruang pamer Museum Kesehatan
Surabaya :
Dengan
kekuatan koleksi yang dimiliki oleh Museum Kesehatan Surabaya akhirnya kita
sampai kepada pertanyaan apakah museum yang sederhana secara fisik dengan pendekatan
isi seperti itu dapat menjadi museum modern? Dari segi fasilitas, museum
sudah sangat memadai karena memiliki halaman parkir luas yang dapat menerima
kunjungan tamu secara berombongan, museum juga memiliki perpustakaan, kantin
pengunjung, penginapan, dan tempat ibadah.
Salah satu definisi museum modern adalah museum dapat menyampaikan visi dan misi museum dalam bentuk kekinian yang dapat diterima oleh publik dalam cakupan seluas mungkin. Modern adalah up to date dalam menyusun program museum dengan berdasarkan pertimbangan kekuatan (potensi) yang dimiliki oleh museum, yaitu koleksi, tema museum, atau komunitas pendukungnya. Sementara itu program museum yang baik dapat disusun jika museum memiliki muatan intelektual yang baik pula, yaitu para akademisi atau peneliti yang terus membedah koleksi dan menjadikannya sebagai materi pengembangan progran publik, terutama yang terkait dengan program pendidikan. Bagi beberapa kalangan praktisi museum, muatan intelektual adalah jantung dari suatu museum, tanpanya museum tak akan berkembang dengan baik meski telah didukung dengan pengembangan fisik museum.
Salah satu definisi museum modern adalah museum dapat menyampaikan visi dan misi museum dalam bentuk kekinian yang dapat diterima oleh publik dalam cakupan seluas mungkin. Modern adalah up to date dalam menyusun program museum dengan berdasarkan pertimbangan kekuatan (potensi) yang dimiliki oleh museum, yaitu koleksi, tema museum, atau komunitas pendukungnya. Sementara itu program museum yang baik dapat disusun jika museum memiliki muatan intelektual yang baik pula, yaitu para akademisi atau peneliti yang terus membedah koleksi dan menjadikannya sebagai materi pengembangan progran publik, terutama yang terkait dengan program pendidikan. Bagi beberapa kalangan praktisi museum, muatan intelektual adalah jantung dari suatu museum, tanpanya museum tak akan berkembang dengan baik meski telah didukung dengan pengembangan fisik museum.
Museum Kesehatan Surabaya adalah salah satu contoh
museum dengan pendekatan isi yang memiliki semua potensi untuk menjadi museum
modern yang menarik perhatian masyarakat luas. Museum Kesehatan Surabaya telah
membuktikan, bahwa bentuk fisik museum bukan menjadi pokok utama dalam
pembangunan dan pengembangan museum, tapi muatan koleksi museum adalah potensi
luar biasa yang tak dimiliki oleh semua museum!
E.K.
Catatan :
Museum
Kesehatan dr. Adhyatma, MPH
Jl.
Indrapura 17, Surabaya 60173
Comments